Kamis, 22 Mei 2014

PUASA

Puasa dalam bahasa arob disebut shoum atau shiyam yang berarti menahan, shiyam menurut syari’at adalah menahan diri dari makan, minum serta hawa nafsu. Perlu diketahui menahan hawa nafsu di sini tidaklah selalu identik dengan sexualitas tetapi mengendalikan emosi marah, menggunjing mencuri dll serta perbuatan-perbuatan lain yang dapat merusak amalan puasa.
Pelaksanaan puasa mulai dari waktu shubuh atau terbit fajar hingga terbenam matahari atau waktu maghrib.
A.                     Hukum puasa.
1.         Wajib: yang termasuk puasa wajib adalah :
a.         Puasa pada bulan romadhon.
b.        Puasa nadzar, disebabkan ia telah berjanji akan melaksanakan puasa pada waktu tertentu.
c.         Puasa kafarot / denda, puasa yang disebabkan pelanggaran dalam hukum syar’i yang tebusannya adalah ia harus berpuasa pada batas waktu yang telah ditentukan.
2.         Sunnah: puasa sunnah adalah puasa yang diajarkan dan dilaksanakan rosululloh di luar puasa wajib.
Puasa sunnah ini biasanya ditentukkan waktunya seperti puasa senin dan kamis, puasa syawal 6 hari, puasa qomariah, puasa ‘arofah dll.
3.         Makruh: puasa makruh adalah puasa tanpa dibatasi atau ditentukan waktunya dan hal ini sering dilaksanakan rosululloh dengan tanpa adanya unsure kesengajaan sebelumnya bahkan bersifat mendadak.
Meskipun tanpa dibatasi waktunya, tapi bila sampai waktunya berbuka (terbenamnya matahari) tetap diharuskan berbuka.
4.         Harom: puasa dihukum harom berdasarkan dua kategori :
a.         Kategori waktu : pada waktu hari raya idul fitri (1syawal ), hari raya idul adha / idul kurban ( 10 dzulhijah) dan pada hari tasyrik (11-13 dzulhijah).
b.        Puasa tanpa batas: puasa tanpa batas dapat dibedakan menjadi dua yaitu puasa tanpa berbuka juga tanpa sahur dan puasa sepanjang masa, maksudnya puasa terus-terusan setiap hari, meskipun dalam berpuasa ia tetap berbuka pada waktunya (terbenamnya matahari).
B.                     Syarat puasa.
1.         Beragama islam dan beriman.
2.         Sehat jasmani dan rohani.
3.         Sudah akhil baligh.
4.         Tidak berhalangan dalam syar’i.
C.                      Yang membatalkan puasa.
1.         Makan dan minum dengan sengaja.
2.         Tidak dapat menahan hawa nafsu.
3.         Wanita haidh/menstruasi.
4.         Wanita nifas.
D.                     Yang merusak amalan puasa.
Yang merusak amalan puasa adalah segala hal perbuatan tercela seperti marah, bergunjing, berpikir kotor, berburuk sangka dll.
E.                      Yang boleh meninggalkan puasa.
1.         Anak-anak.
2.         Wanita haid dan nifas, dia wajib mengqodho’ puasanya dikala suci.
3.         Wanita hamil dalam keadaan lemah, ia cukup membayar fidyah.
4.         Wanita menyusui yang sekiranya berpuasa akan memperburuk kesehatannya dan kesehatan anaknya, ia cukup membayar fidyah.
5.          orang sakit yang tidak mampu berpuasa atau kalau berpuasa akan membahayakan puasanya, ia wajib mengqodho’nya.
6.         Orang sakit yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya, keluarganya cukup membayar fidyah.
7.          orang lanjut usia dalam keadaan lemah, cukuplah membayar fidyah.
8.         Pekerja berat yang tidak ada penggantinya, jika berpuasa ia tidak kuat bekerja dan tidak ada tempat kerja lain, ia boleh memilih mengqodho dan membayar fidyah akan tetapi sebaiknya ia membayat fidyah.
9.         Musafir dalam perjalanan jauh dan membutuhkan waktu lama dalam perjalanan, ia wajib mengqodho’nya. Perlu diketahui orang yang dalam perjalanan jauh akan tetapi waktu perjalanannya singkat maka tidak dibenarkan berbuka puasa (misalkan naik kapal terbang, kapal dll).
F.                       Hikmah puasa.
1.         Ia menjadi dekat kepada alloh.
2.         Mendapatkan pahala puasa.
3.         Bisa menahan diri dari hawa nafsu.
4.         Melatih kesabaran dan berlaku bijak.
5.         Menanamkan rasa peduli terhadap sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar